Kamis, 14 Maret 2013

Sejarah Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia lahir pada tanggal 28 Oktober 1928. pada saat itu, para pemuda dari berbagai pelosok Nusantara berkumpul dalam Kerapatan Pemuda dan berikrar (1) bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia, (2) berbangsa yang satu, bangsa Indonesia, dan (3) menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Ikrar para pemuda ini dikenal dengan nama Sumpah Pemuda.
Unsur yang ketiga dari Sumpah Pemuda merupakan pernyataan tekad bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Pada tahun 1928 itulah bahasa Indonesia dikukuhkan kedudukannya sebagai bahasa nasional.
Bahasa Indonesia dinyatakan kedudukannya sebagai bahasa negara pada tanggal 18 Agustus 1945 karena pada saat itu Undang-Undang Dasar 1945 disahkan sebagai Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Dalam Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa Bahasa negara ialah bahasa Indonesia (Bab XV, Pasal 36).
Keputusan Kongres Bahasa Indonesia II tahun 1954 di Medan, antara lain, menyatakan bahwa bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Bahasa Indonesia tumbuh dan berkembang dari bahasa Melayu yang sejak zaman dulu sudah dipergunakan sebagai bahasa perhubungan (lingua franca) bukan hanya di Kepulauan Nusantara, melainkan juga hampir di seluruh Asia Tenggara.
Bahasa Melayu mulai dipakai di kawasan Asia Tenggara sejak abad ke-7. Bukti yang menyatakan itu ialah dengan ditemukannya prasasti di Kedukan Bukit berangka tahun 683 M (Palembang), Talang Tuwo berangka tahun 684 M (Palembang), Kota Kapur berangka tahun 686 M (Bangka Barat), dan Karang Brahi berangka tahun 688 M (Jambi). Prasasti itu bertuliskan huruf Pranagari berbahasa Melayu Kuna. Bahasa Melayu Kuna itu tidak hanya dipakai pada zaman Sriwijaya karena di Jawa Tengah (Gandasuli) juga ditemukan prasasti berangka tahun 832 M dan di Bogor ditemukan prasasti berangka tahun 942 M yang juga menggunakan bahasa Melayu Kuna.
Pada zaman Sriwijaya, bahasa Melayu dipakai sebagai bahasa kebudayaan, yaitu bahasa buku pelajaran agama Budha. Bahasa Melayu juga dipakai sebagai bahasa perhubungan antarsuku di Nusantara dan sebagai bahasa perdagangan, baik sebagai bahasa antarsuku di Nusantara maupun sebagai bahasa yang digunakan terhadap para pedagang yang datang dari luar Nusantara.
Informasi dari seorang ahli sejarah Cina, I-Tsing, yang belajar agama Budha di Sriwijaya, antara lain, menyatakan bahwa di Sriwijaya ada bahasa yang bernama Koen-louen (I-Tsing:63,159), Kou-luen (I-Tsing:183), K’ouen-louen (Ferrand, 1919), Kw’enlun (Alisjahbana, 1971:1089). Kun’lun (Parnikel, 1977:91), K’un-lun (Prentice, 1078:19), yang berdampingan dengan Sanskerta. Yang dimaksud Koen-luen adalah bahasa perhubungan (lingua franca) di Kepulauan Nusantara, yaitu bahasa Melayu.
Perkembangan dan pertumbuhan bahasa Melayu tampak makin jelas dari peninggalan kerajaan Islam, baik yang berupa batu bertulis, seperti tulisan pada batu nisan di Minye Tujoh, Aceh, berangka tahun 1380 M, maupun hasil susastra (abad ke-16 dan ke-17), seperti Syair Hamzah Fansuri, Hikayat Raja-Raja Pasai, Sejarah Melayu, Tajussalatin, dan Bustanussalatin.
Bahasa Melayu menyebar ke pelosok Nusantara bersamaan dengan menyebarnya agama Islam di wilayah Nusantara. Bahasa Melayu mudah diterima oleh masyarakat Nusantara sebagai bahasa perhubungan antarpulau, antarsuku, antarpedagang, antarbangsa, dan antarkerajaan karena bahasa Melayu tidak mengenal tingkat tutur.
Bahasa Melayu dipakai di mana-mana di wilayah Nusantara serta makin berkembang dan bertambah kukuh keberadaannya. Bahasa Melayu yang dipakai di daerah di wilayah Nusantara dalam pertumbuhannya dipengaruhi oleh corak budaya daerah. Bahasa Melayu menyerap kosakata dari berbagai bahasa, terutama dari bahasa Sanskerta, bahasa Persia, bahasa Arab, dan bahasa-bahasa Eropa. Bahasa Melayu pun dalam perkembangannya muncul dalam berbagai variasi dan dialek.
Perkembangan bahasa Melayu di wilayah Nusantara mempengaruhi dan mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan persatuan bangsa Indonesia. Komunikasi antarperkumpulan yang bangkit pada masa itu menggunakan bahasa Melayu. Para pemuda Indonesia yang tergabung dalam perkumpulan pergerakan secara sadar mengangkat bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia, yang menjadi bahasa persatuan untuk seluruh bangsa Indonesia (Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928).
Kebangkitan nasional telah mendorong perkembangan bahasa Indonesia dengan pesat. Peranan kegiatan politik, perdagangan, persuratkabaran, dan majalah sangat besar dalam memodernkan bahasa Indonesia.
Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 1945, telah mengukuhkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia secara konstitusional sebagai bahasa negara. Kini bahasa Indonesia dipakai oleh berbagai lapisan masyarakat Indonesia, baik di tingkat pusat maupun daerah.

Rabu, 27 Februari 2013

Example of speech


Assalamualaikum wr.wb

Designation.  Dear Teacher
And all my friends that I love

First of all let us pray our praise and gratitude to Allah SWT for the blessing and grace so that we can all come together in this place in good health.

teachers and friends that I love.
Before I begin this speech, I would caution about slogans that stick in just about every corridor of our school, including "clean healthy base", "cleanliness is half of faith", "keep clean". But whether such slogans has inspired us to practice it? Often we see students who litter, whether it be paper, waste paper and food wrappers used their snacks ...
Of course we as citizens of the school did not want to see garbage strewn everywhere. Waste can also pollute the environment was our school, both in class and outside class, but it's dirty school environment can also make the learning environment we become uncomfortable.

teachers and friends that I love.
To achieve a clean and comfortable environment in which we learn, it was important that action is taking awareness to every student to maintain the cleanliness of the above problems are overcome. In order for such action to be an example to students who are still not aware about the importance of cleanliness in the school environment. With these actions are expected of educators able to awaken students to maintain cleanliness in the school environment

teachers and friends that I love.
Do not slogans that I demonstrated earlier that we do not care as mere decoration without our established, for example, there are many students who are littering, tearing the paper in class, if not watered urination and cause a bad odor, but it also there's more examples that reflect your students do not realize the importance of environmental hygiene in their schools.

teachers and friends that I love.
We do not maukan our schools become dirty, dingy and full of trash. Wastes can pollute the environment were also both in the classroom and outside the classroom, but it also can cause uncomfortable atmosphere we learn we do not end up with the lessons given concentration of the teacher.
teachers and friends that I love.
I hope that in the presence of such acts, is expected to awaken the students to maintain a healthy school environment. Cleanliness of a major effect on the health of the cleanliness should be maintained by us and for us as well.

In closing I would like to invite all your friends go hand in hand to maintain a school environment that we love to be a learning tool that is conducive and comfortable with the begin of cleanliness
Assalamualaikum wr.wb


Hari Gila

Hey semuaaaaaaaaa :)

Mulai dari pagi ini, sekiranya gue fikir akan jadi hari yang ngebosenin dan buat gue nangis kesekian kalinya yaaaa? Tapi????? It's so amazing, hari ini bener-bener penuh dengan canda tawa dikelas :)
Rasanya seneng banget, dari mulai praktek fisika yang buat roket-roketan, ditambah project Harlem shake satu kelas yang super duper gilaaaa, dan sore nya para ladies kelas gue tuh latian nari gitu dan tau ga sih nari apa? kita nari ala-ala JKT48 loh haha....
Dan malemnya gue liat timeline, ada tweet yang ngasih tau kalo project tadi udah naik ke youtube !!!!!! Langsung gue buka pc dan searching tuh situs, gilanyaaaaa pas gue liat udah ada 200an viewers???? Itu gue rasa masa-masa akhir Putih Abu-abu yang paling gila dan ga akan pernah gue lupain !!! Thank's buat semua kerjasama kalian Part Of oXygen (BEO) :)

Sekian dulu yaaa buat hari ini, sampai ketemu di kisah oXygen berikutnya :)
Bye.........

Selasa, 26 Februari 2013

Characteristics of Successful Entrepreneurs


Regardless of your definition of success, there are, oddly enough, a great number of common characteristics that are shared by successful businesspeople. You can place a check beside each characteristic that you feel that you possess. This way, you can see how you stack up. Even if you don't have all of these characteristics, don't fret. Most can be learned with practice and by developing a winning attitude, especially if you set goals and apply yourself, through strategic planning, to reach those goals in incremental and measurable stages.
The Home Business Musts
Like any activity you pursue, there are certain musts that are required to be successful in a chosen activity. To legally operate a vehicle on public roadways, one must have a driver's license; to excel in sports, one must train and practice; to retire comfortably, one must become an informed investor and actively invest for retirement. If your goal is success in business, then the formula is no different. There are certain musts that have to be fully developed, implemented and managed for your business to succeed. There are many business musts, but this article contains I believe to be some of the more important musts that are required to start, operate and grow a profitable home business.
1. Do what you enjoy.
What you get out of your business in the form of personal satisfaction, financial gain, stability and enjoyment will be the sum of what you put into your business. So if you don't enjoy what you're doing, in all likelihood it's safe to assume that will be reflected in the success of your business--or subsequent lack of success. In fact, if you don't enjoy what you're doing, chances are you won't succeed.
2. Take what you do seriously.
You cannot expect to be effective and successful in business unless you truly believe in your business and in the goods and services that you sell. Far too many home business owners fail to take their own businesses seriously enough, getting easily sidetracked and not staying motivated and keeping their noses to the grindstone. They also fall prey to naysayers who don't take them seriously because they don't work from an office building, office park, storefront, or factory. Little do these skeptics, who rain on the home business owner's parade, know is that the number of people working from home, and making very good annual incomes, has grown by leaps and bounds in recent years.

3. Plan everything.
Planning every aspect of your home business is not only a must, but also builds habits that every home business owner should develop, implement, and maintain. The act of business planning is so important because it requires you to analyze each business situation, research and compile data, and make conclusions based mainly on the facts as revealed through the research. Business planning also serves a second function, which is having your goals and how you will achieve them, on paper. You can use the plan that you create both as map to take you from point A to Z and as a yardstick to measure the success of each individual plan or segment within the plan.
4. Manage money wisely.
The lifeblood of any business enterprise is cash flow. You need it to buy inventory, pay for services, promote and market your business, repair and replace tools and equipment, and pay yourself so that you can continue to work. Therefore, all home business owners must become wise money managers to ensure that the cash keeps flowing and the bills get paid. There are two aspects to wise money management.
  1. The money you receive from clients in exchange for your goods and services you provide (income)
  2. The money you spend on inventory, supplies, wages and other items required to keep your business operating. (expenses)
5. Ask for the sale.
A home business entrepreneur must always remember that marketing, advertising, or promotional activities are completely worthless, regardless of how clever, expensive, or perfectly targeted they are, unless one simple thing is accomplished--ask for the sale. This is not to say that being a great salesperson, advertising copywriting whiz or a public relations specialist isn't a tremendous asset to your business. However, all of these skills will be for naught if you do not actively ask people to buy what you are selling.
6. Remember it's all about the customer.
Your home business is not about the products or services that you sell. Your home business is not about the prices that you charge for your goods and services. Your home business is not about your competition and how to beat them. Your business is all about your customers, or clients, period. After all, your customers are the people that will ultimately decide if your business goes boom or bust. Everything you do in business must be customer focused, including your policies, warranties, payment options, operating hours, presentations, advertising and promotional campaigns and website. In addition, you must know who your customers are inside out and upside down.
7. Become a shameless self-promoter (without becoming obnoxious).
One of the greatest myths about personal or business success is that eventually your business, personal abilities, products or services will get discovered and be embraced by the masses that will beat a path to your door to buy what you are selling. But how can this happen if no one knows who you are, what you sell and why they should be buying?
Self-promotion is one of the most beneficial, yet most underutilized, marketing tools that the majority of home business owners have at their immediate disposal.
8. Project a positive business image.
You have but a passing moment to make a positive and memorable impression on people with whom you intend to do business. Home business owners must go out of their way and make a conscious effort to always project the most professional business image possible. The majority of home business owners do not have the advantage of elaborate offices or elegant storefronts and showrooms to wow prospects and impress customers. Instead, they must rely on imagination, creativity and attention to the smallest detail when creating and maintaining a professional image for their home business.
9. Get to know your customers.
One of the biggest features and often the most significant competitive edge the home based entrepreneur has over the larger competitors is the he can offer personalized attention. Call it high-tech backlash if you will, but customers are sick and tired of hearing that their information is somewhere in the computer and must be retrieved, or told to push a dozen digits to finally get to the right department only to end up with voice mail--from which they never receive a return phone call.
The home business owner can actually answer phone calls, get to know customers, provide personal attention and win over repeat business by doing so. It's a researched fact that most business (80 percent) will come from repeat customers rather than new customers. Therefore, along with trying to draw newcomers, the more you can do to woo your regular customers, the better off you will be in the long run and personalized attention is very much appreciated and remembered in the modern high tech world.
10. Level the playing field with technology.
You should avoid getting overly caught up in the high-tech world, but you should also know how to take advantage of using it. One of the most amazing aspects of the internet is that a one or two person business operating from a basement can have a superior website to a $50 million company, and nobody knows the difference. Make sure you're keeping up with the high-tech world as it suits your needs.. The best technology is that which helps you, not that which impresses your neighbors.
11. Build a top-notch business team.
No one person can build a successful business alone. It's a task that requires a team that is as committed as you to the business and its success. Your business team may include family members, friends, suppliers, business alliances, employees, sub-contractors, industry and business associations, local government and the community. Of course the most important team members will be your customers or clients. Any or all may have a say in how your business will function and a stake in your business future.

12. Become known as an expert.
When you have a problem that needs to be solved, do you seek just anyone's advice or do you seek an expert in the field to help solve your particular problem? Obviously, you want the most accurate information and assistance that you can get. You naturally seek an expert to help solve your problem. You call a plumber when the hot water tank leaks, a real estate agent when it's time to sell your home or a dentist when you have a toothache. Therefore, it only stands to reason that the more you become known for your expertise in your business, the more people will seek you out to tap into your expertise, creating more selling and referral opportunities. In effect, becoming known as an expert is another style of prospecting for new business, just in reverse. Instead of finding new and qualified people to sell to, these people seek you out for your expertise.

13. Create a competitive advantage.
A home business must have a clearly defined unique selling proposition. This is nothing more than a fancy way of asking the vital question, "Why will people choose to do business with you or purchase your product or service instead of doing business with a competitor and buying his product or service?" In other words, what one aspect or combination of aspects is going to separate your business from your competition? Will it be better service, a longer warranty, better selection, longer business hours, more flexible payment options, lowest price, personalized service, better customer service, better return and exchange policies or a combination of several of these?
14. Invest in yourself.Top entrepreneurs buy and read business and marketing books, magazines, reports, journals, newsletters, websites and industry publications, knowing that these resources will improve their understanding of business and marketing functions and skills. They join business associations and clubs, and they network with other skilled business people to learn their secrets of success and help define their own goals and objectives. Top entrepreneurs attend business and marketing seminars, workshops and training courses, even if they have already mastered the subject matter of the event. They do this because they know that education is an ongoing process. There are usually ways to do things better, in less time, with less effort. In short, top entrepreneurs never stop investing in the most powerful, effective and best business and marketing tool at their immediate disposal--themselves.
15. Be accessible.
We're living in a time when we all expect our fast food lunch at the drive-thru window to be ready in mere minutes, our dry cleaning to be ready for pick-up on the same day, our money to be available at the cash machine and our pizza delivered in 30 minutes or it's free. You see the pattern developing--you must make it as easy as you can for people to do business with you, regardless of the home business you operate.
You must remain cognizant of the fact that few people will work hard, go out of their way, or be inconvenienced just for the privilege of giving you their hard-earned money. The shoe is always on the other foot. Making it easy for people to do business with you means that you must be accessible and knowledgeable about your products and services. You must be able to provide customers with what they want, when they want it.
16. Build a rock-solid reputation.
A good reputation is unquestionably one of the home business owner's most tangible and marketable assets. You can't simply buy a good reputation; it's something that you earn by honoring your promises. If you promise to have the merchandise in the customer's hands by Wednesday, you have no excuse not to have it there. If you offer to repair something, you need to make good on your offer. Consistency in what you offer is the other key factor. If you cannot come through with the same level of service (and products) for clients on a regular basis, they have no reason to trust you . . . and without trust, you won't have a good reputation.

17. Sell benefits.
Pushing product features is for inexperienced or wannabe entrepreneurs. Selling the benefits associated with owning and using the products and services you carry is what sales professionals worldwide focus on to create buying excitement and to sell, sell more, and sell more frequently to their customers. Your advertising, sales presentations, printed marketing materials, product packaging, website, newsletters, trade show exhibit and signage are vital. Every time and every medium used to communicate with your target audience must always be selling the benefits associated with owning your product or using your service.
18. Get involved.Always go out of your way to get involved in the community that supports your business. You can do this in many ways, such as pitching in to help local charities or the food bank, becoming involved in organizing community events, and getting involved in local politics. You can join associations and clubs that concentrate on programs and policies designed to improve the local community. It's a fact that people like to do business with people they know, like and respect, and with people who do things to help them as members of the community.
19. Grab attention.
Small-business owners cannot waste time, money and energy on promotional activities aimed at building awareness solely through long-term, repeated exposure. If you do, chances are you will go broke long before this goal is accomplished. Instead, every promotional activity you engage in, must put money back in your pocket so that you can continue to grab more attention and grow your business.

20. Master the art of negotiations.
The ability to negotiate effectively is unquestionably a skill that every home business owner must make every effort to master. It's perhaps second in importance only to asking for the sale in terms of home business musts. In business, negotiation skills are used daily. Always remember that mastering the art of negotiation means that your skills are so finely tuned that you can always orchestrate a win-win situation. These win-win arrangements mean that everyone involved feels they have won, which is really the basis for building long-term and profitable business relationships.
21. Design Your workspace for success.
Carefully plan and design your home office workspace to ensure maximum personal performance and productivity and, if necessary, to project professionalism for visiting clients. If at all possible, resist the temptation to turn a corner of the living room or your bedroom into your office. Ideally, you'll want a separate room with a door that closes to keep business activities in and family members out, at least during prime business and revenue generating hours of the day. A den, spare bedroom, basement or converted garage are all ideal candidates for your new home office. If this is not possible, you'll have to find a means of converting a room with a partition or simply find hours to do the bulk of your work when nobody else is home.
22. Get and stay organized.
The key to staying organized is not about which type of file you have or whether you keep a stack or two of papers on your desk, but it's about managing your business. It's about having systems in place to do things. Therefore, you wan to establish a routine by which you can accomplish as much as possible in a given workday, whether that's three hours for a part-time business or seven or nine hours as a full-timer. In fact, you should develop systems and routines for just about every single business activity. Small things such as creating a to-do list at the end of each business day, or for the week, will help keep you on top of important tasks to tackle. Creating a single calendar to work from, not multiple sets for individual tasks or jobs, will also ensure that jobs are completed on schedule and appointments kept. Incorporating family and personal activities into your work calendar is also critical so that you work and plan from a single calendar.
23. Take time off.
The temptation to work around the clock is very real for some home business owners. After all, you don't have a manager telling you it's time to go home because they can't afford the overtime pay. Every person working from home must take time to establish a regular work schedule that includes time to stretch your legs and take lunch breaks, plus some days off and scheduled vacations. Create the schedule as soon as you have made the commitment to start a home business. Of course, your schedule will have to be flexible. You should, therefore, not fill every possible hour in the day. Give yourself a backup hour or two. All work and no play makes you burn out very fast and grumpy customer service is not what people want.
24. Limit the number of hats you wear.
It's difficult for most business owners not to take a hands-on approach. They try to do as much as possible and tackle as many tasks as possible in their business. The ability to multitask, in fact, is a common trait shared by successful entrepreneurs. However, once in a while you have to stand back and look beyond today to determine what's in the best interest of your business and yourself over the long run. Most highly successful entrepreneurs will tell you that from the time they started out, they knew what they were good at and what tasks to delegate to others.
25. Follow-up constantly.
Constant contact, follow-up, and follow-through with customers, prospects, and business alliances should be the mantra of every home business owner, new or established. Constant and consistent follow-up enables you to turn prospects into customers, increase the value of each sale and buying frequency from existing customers, and build stronger business relationships with suppliers and your core business team. Follow-up is especially important with your existing customer base, as the real work begins after the sale. It's easy to sell one product or service, but it takes work to retain customers and keep them coming back.

How To Become A Professional Clerical Worker


How To Become A Professional Clerical Worker?

Want to get into the business world but don’t have time for a business degree? How Do I Become a Clerical Worker? A job as a clerical worker can start you on the road to a business career. Read on to learn what clerical workers do and how to become one. Schools offering Office Management degrees can also be found in these popular choices.
What Are the Types of Clerical Workers?
Clerical workers work in offices to assist the flow of office productivity, and they can hold any number of titles in virtually any office department. According to the Employment Development Department of the State of California (www.worksmart.ca.gov), common clerical job titles include data entry keyers, adjustment clerks, secretaries, shipping and receiving clerks and receptionists, among others.
What Do Clerical Workers Do?
Your duties as a clerical worker will vary greatly with your title. Receptionists answer phones and direct visitors, data entry keyers enter numerical information into databases, and adjustment clerks handle complaint calls from customers and vendors. Additionally, the U.S. Bureau of Labor Statistics reports that clerical workers undertake office logistics tasks, such as putting information into computers, answering customer phone inquiries, processing orders and handling paperwork. You may also need to interact with or direct clients, as well as handling mail, taking or entering payments or assisting the office as needed (www.bls.gov).
What Skills and Education Would I Need?
Occasionally, an employer will specify a bachelor’s degree, but clerical workers usually just need high school diplomas or GEDs. In some companies and positions, previous on-the-job training is preferred, but others train you upon hire. To be a clerical worker, you should know how to use word processing programs, have basic knowledge of computer spreadsheets and have good typing skills. A number of vocational schools and programs train entry-level clerical workers. However, if your high school curricula included computer literacy courses, you may not need to enroll in a vocational program.
How Do I Find a Job as a Clerical Worker?
To get a job as a clerical worker, you need to develop a quality resume. Once you have a resume, you can check your classified listings for jobs in clerical work. You may find that registering with a staffing agency can aid you in your job search.
Opportunity for Advancement
As a clerical worker, you could use the opportunity to gain business experience and move into higher positions, such as sales, marketing, accounting, management or human resources. You could take advantage of company benefits, such as training seminars, workshops and tuition reimbursement programs to gain credentials. With a college degree, you could then work up to professional positions with higher pay and build a solid business career.

100 keyboard shortcuts



CTRL+C (Copy)
CTRL+X (Cut)
CTRL+V (Paste)
CTRL+Z (Undo)
DELETE (Delete)
SHIFT+DELETE (Delete the selected item permanently without placing the item in the Recycle Bin)
CTRL while dragging an item (Copy the selected item)
CTRL+SHIFT while dragging an item (Create a shortcut to the selected item)
F2 key (Rename the selected item)
CTRL+RIGHT ARROW (Move the insertion point to the beginning of the next word)
CTRL+LEFT ARROW (Move the insertion point to the beginning of the previous word)
CTRL+DOWN ARROW (Move the insertion point to the beginning of the next paragraph)
CTRL+UP ARROW (Move the insertion point to the beginning of the previous paragraph)
CTRL+SHIFT with any of the arrow keys (Highlight a block of text)
***SHIFT with any of the arrow keys (Select more than one item in a window or on the desktop, or select text in a document)
CTRL+A (Select all)
F3 key (Search for a file or a folder)

****ALT+ENTER (View the properties for the selected item)
ALT+F4 (Close the active item, or quit the active program)
ALT+ENTER (Display the properties of the selected object)
ALT+SPACEBAR (Open the shortcut menu for the active window)
CTRL+F4 (Close the active document in programs that enable you to have multiple documents open simultaneously)
****ALT+TAB (Switch between the open items)
ALT+ESC (Cycle through items in the order that they had been opened)
F6 key (Cycle through the screen elements in a window or on the desktop)
F4 key (Display the Address bar list in My Computer or Windows Explorer)
SHIFT+F10 (Display the shortcut menu for the selected item)
ALT+SPACEBAR (Display the System menu for the active window)
CTRL+ESC (Display the Start menu)
ALT+Underlined letter in a menu name (Display the corresponding menu)
Underlined letter in a command name on an open menu (Perform the corresponding command)
F10 key (Activate the menu bar in the active program)
RIGHT ARROW (Open the next menu to the right, or open a submenu)
LEFT ARROW (Open the next menu to the left, or close a submenu)
F5 key (Update the active window)
BACKSPACE (View the folder one level up in My Computer or Windows Explorer)
ESC (Cancel the current task)
SHIFT when you insert a CD-ROM into the CD-ROM drive (Prevent the CD-ROM from automatically playing)
Dialog Box Keyboard Shortcuts
CTRL+TAB (Move forward through the tabs)
CTRL+SHIFT+TAB (Move backward through the tabs)
TAB (Move forward through the options)
SHIFT+TAB (Move backward through the options)
ALT+Underlined letter (Perform the corresponding command or select the corresponding option)
ENTER (Perform the command for the active option or button)
SPACEBAR (Select or clear the check box if the active option is a check box)
Arrow keys (Select a button if the active option is a group of option buttons)
F1 key (Display Help)
F4 key (Display the items in the active list)
BACKSPACE (Open a folder one level up if a folder is selected in the Save As or Open dialog box)
m*cro$oft Natural Keyboard Shortcuts
Windows Logo (Display or hide the Start menu)
Windows Logo+BREAK (Display the System Properties dialog box)
********Windows Logo+D (Display the desktop)
*******Windows Logo+M (Minimize all of the windows)
*******Windows Logo+SHIFT+M (Restore the minimized windows)
********Windows Logo+E (Open My Computer)
*******Windows Logo+F (Search for a file or a folder)
CTRL+Windows Logo+F (Search for computers)
Windows Logo+F1 (Display Windows Help)
Windows Logo+ L (Lock the keyboard)
Windows Logo+R (Open the Run dialog box)
Windows Logo+U (Open Utility Manager)
Accessibility Keyboard Shortcuts
Right SHIFT for eight seconds (Switch FilterKeys either on or off)
Left ALT+left SHIFT+PRINT SCREEN (Switch High Contrast either on or off)
Left ALT+left SHIFT+NUM LOCK (Switch the MouseKeys either on or off)
SHIFT five times (Switch the StickyKeys either on or off)
NUM LOCK for five seconds (Switch the ToggleKeys either on or off)
Windows Logo +U (Open Utility Manager)
Windows Explorer Keyboard Shortcuts
END (Display the bottom of the active window)
HOME (Display the top of the active window)
NUM LOCK+Asterisk sign (*) (Display all of the subfolders that are under the selected folder)
NUM LOCK+Plus sign (+) (Display the contents of the selected folder)
NUM LOCK+Minus sign (-) (Collapse the selected folder)
LEFT ARROW (Collapse the current selection if it is expanded, or select the parent folder)
RIGHT ARROW (Display the current selection if it is collapsed, or select the first subfolder)
Shortcut Keys for Character Map
After you double-click a character on the grid of characters, you can move through the grid by using the keyboard shortcuts:
RIGHT ARROW (Move to the right or to the beginning of the next line)
LEFT ARROW (Move to the left or to the end of the previous line)
UP ARROW (Move up one row)
DOWN ARROW (Move down one row)
PAGE UP (Move up one screen at a time)
PAGE DOWN (Move down one screen at a time)
HOME (Move to the beginning of the line)
END (Move to the end of the line)
CTRL+HOME (Move to the first character)
CTRL+END (Move to the last character)
SPACEBAR (Switch between Enlarged and Normal mode when a character is selected)
m*cro$oft Management Console (MMC) Main Window Keyboard Shortcuts
CTRL+O (Open a saved console)
CTRL+N (Open a new console)
CTRL+S (Save the open console)
CTRL+M (Add or remove a console item)
CTRL+W (Open a new window)
F5 key (Update the content of all console windows)
ALT+SPACEBAR (Display the MMC window menu)
ALT+F4 (Close the console)
ALT+A (Display the Action menu)
ALT+V (Display the View menu)
ALT+F (Display the File menu)
ALT+O (Display the Favorites menu)
MMC Console Window Keyboard Shortcuts
CTRL+P (Print the current page or active pane)
ALT+Minus sign (-) (Display the window menu for the active console window)
SHIFT+F10 (Display the Action shortcut menu for the selected item)
F1 key (Open the Help topic, if any, for the selected item)
F5 key (Update the content of all console windows)
CTRL+F10 (Maximize the active console window)
CTRL+F5 (Restore the active console window)
ALT+ENTER (Display the Properties dialog box, if any, for the selected item)
F2 key (Rename the selected item)
CTRL+F4 (Close the active console window. When a console has only one console window, this shortcut closes the console)
Remote Desktop Connection Navigation
CTRL+ALT+END (Open the m*cro$oft Windows NT Security dialog box)
ALT+PAGE UP (Switch between programs from left to right)
ALT+PAGE DOWN (Switch between programs from right to left)
ALT+INSERT (Cycle through the programs in most recently used order)
ALT+HOME (Display the Start menu)
CTRL+ALT+BREAK (Switch the client computer between a window and a full screen)
ALT+DELETE (Display the Windows menu)
CTRL+ALT+Minus sign (-) (Place a snapshot of the active window in the client on the Terminal server clipboard and provide the same functionality as pressing PRINT SCREEN on a local computer.)
CTRL+ALT+Plus sign (+) (Place a snapshot of the entire client window area on the Terminal server clipboard and provide the same functionality as pressing ALT+PRINT SCREEN on a local computer.)
m*cro$oft Internet Explorer Navigation
CTRL+B (Open the Organize Favorites dialog box)
CTRL+E (Open the Search bar)
CTRL+F (Start the Find utility)
CTRL+H (Open the History bar)
CTRL+I (Open the Favorites bar)
CTRL+L (Open the Open dialog box)
CTRL+N (Start another instance of the browser with the same Web address)
CTRL+O (Open the Open dialog box, the same as CTRL+L)
CTRL+P (Open the Print dialog box)
CTRL+R (Update the current Web page)
CTRL+W (Close the current window)









Kelas Beo

Hey...
Hari ini cuma mau ngepost tentang senyuman kelas "Beo" tadi siang, sebenernya banyak moment indah yang bisa gue post, tapi yaaaaa berhubung ini bener-bener berkesan sampe ada wali kelas gue loh ditengah-tengah kita semua dengan narsis nya dia ikut kita-kita foto ditengah lapangan :)

Nah ini sekilas foto-fotonya.........

 Full of Kelas Beo


Perempuan-perempuan Narsis


Bersama Wali Kelas yang super duper narsis









Itu sekilas kekompakan Kelas Beo dalam suasana rintik-rintik hujan
Sampai ketemu dikeceriaan berikutnya :) Bye....

Senin, 25 Februari 2013

Be On Time !!



Assalamualaikum wr.wb
Let’s thank a lot to Allah S.W.T for his blessing that we can gather here in this good occasion. Let’s also price and send greeting to our illuminator great prophet Muhammad SAW.
The honorable, the principle of SMK Al-Muslim, Mrs. Nunung Nuraida. The honorable, the teachers of SMK Al-Muslim and my beloved friends.
The topic of my speech is be on time. As a student, we have to be on time when doing activities. We must wake up early in the morning, so we won’t be late come to school and if the bell has rang, we are ready to get lessons, don’t go out if there’s a next class, when Azan’s calling, pray soon.
That will be all for my speech. I hope it will be useful for us, thank you for your attention.










Tantangan Bahasa Indonesia Menjadi Bahasa Internasional dan Peradaban Dunia


Tantangan Bahasa Indonesia Menjadi Bahasa Internasional dan Peradaban Dunia

Prof. Dr. Atmazaki, M.Pd.
Universitas Negeri Padang, Indonesia
Pendahuluan
Peradaban (tamadun, maddana, civilization) atau masyarakat kota yang maju merupakan hegemony (penguasaan) secara sosialbudaya dan psikologis suatu bangsa dalam merealisasikan pemikiran, kreativitas, dan Ipteks. Hegemoni Barat dalam budaya populer dan Ipteks, misalnya, merupakan penguasaan Barat terhadap dunia dalam budaya populer dan Ipteks. Hegemoni China dalam perdagangan merupakan penguasaan China terhadap dunia dalam perdagangan. Secara sosial budaya dan psikologis mereka di atas dari bangsa-bangsa lain dalam bidang itu. Lebih khusus, secara psikologis, Barat dan China menganggap menguasai dunia dan superior. Dengan demikian, hegemoni menjadi dasar untuk mempunyai peradaban yang diakui.

Bahasa merupakan sarana yang paling ampuh dalam mendapatkan dan mentransfer hegemoni. Bahasa yang digunakan untuk mentransfer hegemoni akan dipelajari dan digunakan oleh orang yang terlingkup dalam hegemoni itu. Namun demikian, bahasa yang mampu mentransfer hegemoni adalah bahasa yang modern, yang mampu digunakan untuk mengungkapkan pikiran yang paling rumit sekalipun dengan cara yang tidak rumit.
Akan tetapi, mana yang lebih dahulu terjadi, peradaban yang tinggi dan hegemoni yang kuat atau bahasa yang maju/modern? Situasi ini bak telor dan ayam. Hanya bahasa yang maju yang mampu digunakan sebagai sarana peradaban dan hegemoni, sebaliknya hanya peradaban yang tinggi dan hegemoni yang membuat bahasa menjadi modern. Sesuatu yang pasti, keduanya amat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya.
Bagaimana dengan bahasa Melayu/Indonesia? Sudah sejak lama keinginan menjadikan bahasa Melayu/Indonesia sebagai bahasa internasional dan peradaban dunia. Sudah berbagai seminar dan pertemuan bahasa dilaksanakan untuk membahas kemungkinan itu. Tahun 2008, Majelis Bahasa Malaysia, Brunei dan Indonesia (Mabbim)–Majelis Sastra Asia Tenggara (Mastera) melaksanakan Seminar di Jakarta untuk membahas strategi pemartabatan bahasa dan sastra guna memantapkan budaya bangsa serumpun. Tahun 2007 di Pekanbaru diadakan Konferensi untuk menggagas agar bahasa Melayu dijadikan bahasa resmi dunia dan diakui oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Sebelumnya (tahun 2006) ada komunike bersama antara Indonesia-Malaysia-Brunei untuk memperjuangkan bahasa Melayu menjadi bahasa resmi PBB.
Namun masih ada kegamangan, perasaan kurang mampu, dan kesadaran bahwa bahasa Melayu/Indonesia belum mempunyai kekuatan untuk berperan sebagai bahasa intenasional dan peradaban dunia. Apakah yang kurang dalam bahasa Melayu/Indonesia sehingga hal itu sulit terwujud? Kerisauan utama adalah ketidaksejalanan perkembangan bahasa Melayu/Indonesia dengan laju Ipteks. Artinya, bahasa Melayu/Indonesia belum mampu mengimbangi kemunculan istilah dalam Ipteks.
Keinginan yang kuat untuk menjadikan bahasa Melayu/Indonesia sebagai bahasa internasional, bahasa resmi di PBB, dan bahasa peradaban dunia adalah sesuatu yang wajar. Bukan saja prestise bahasa Melayu/Indonesia yang akan meningkat, tetapi juga akan berdampak positif terhadap ekonomi, sosial, dan budaya.
Makalah ini berisi pemikiran-pemikiran yang dapat dijadikan diskusi tentang bagaimana upaya bersama yang perlu dilakukan untuk meningkatkan citra bahasa Melalyu/Indonesia sebagai bahasa internasional peradaban dunia.
Realitas Pemakaian Bahasa di Dunia
Paling kurang, ada 10 bahasa modern di dunia yang dianggap mempunyai hegemoni. Bahasa-bahasa itu dipelajari oleh bangsa-bangsa lain untuk berbagai keperluan. Bahkan 6 di antaranya dijadikan sebagai bahasa resmi dalam Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yaitu Inggris, Perancis, Rusia, China, Arab, dan Spanyol. Mengapa sebuah bahasa mampu menjadi bahasa internasional atau bahasa peradaban dunia?
Bahasa Inggris. Bekas koloni Inggris sangat luas sehingga penyebaran bahasa Inggris juga menjadi sangat luas. Di samping itu, Inggris dan negara-negara berbahasa Inggris seperti Amerika, Australia, New Zealand, Canada, dan Afrika Selatan mempunyi jumlah penduduk yang banyak. SDM negara-negara itu lebih berkualitas sehingga mampu memproduksi Ipteks untuk diekspor ke negara-negara lain yang tidak berbahasa Inggris. Ekspor di bidang Ipteks dengan sendirinya membawa budaya mereka, apalagi Amerika sangat terkenal dengan budaya populer yang digemari di seluruh dunia. Mau tidak mau bangsa-bangsa lain akan mempelajari bahasa Inggris untuk memahami dan mengadaptasi Ipteks dan budaya populer itu.
Bahasa Mandarin di China. Jumlah penduduk China terbesar di dunia dan eksodus bangsa China terderas di dunia. Kemampuan bangsa China dalam perdagangan juga terbesar di dunia. Orang merasa perlu mempelajari bahasa China terutama untuk keperluan ekonomi/perdagangan dan kebudyaa China yang besar, dan berusia sangat panjang. Nilai tawar bangsa China sangat kuat di dunia karena negara ini mempunyai hak veto di PBB.
Bahasa Rusia: Di samping sebagai negara super power, mempunyai hak veto di PBB, Rusia juga mengekspor teknologi terbesar di dunia. Sebagai negara superpower, bahasa Rusia menjadi bahasa resmi PBB. Perancis, Jerman, Jepang, dan Korea juga mengekspor teknologi ke seluruh dunia. Meskipun penduduk mereka tidak terlalu banyak, tetapi SDM mereka kuat dan berkualitas tinggi. Bahasa negara-negara itu dipelajari di berbagai belahan dunia karena Ipteks dan kebudyaan mereka yang juga sangat terkenal. Berbagai universitas membuka studi-studi tentang bangsa/negara itu.
Bahasa Arab: Bahasa Arab digunakan oleh banyak negara di Afrika bagian Utara, Timur Tengah, Asia Barat Daya, dan Asia Tengah. Meskipun jumlah penduduknya tidak banyak, bahasa Arab adalah juga bahasa Agama terbesar di dunia. Semua umat Islam mengenal bahasa Arab karena peribadatan dilaksanakan dalam bahasa Arab. Pengaruh alam dan sumber daya alam membuat bahasa Arab diperhitungkan dalam percaturan internasional, terutama dalam konteks ekonomi (bahan bakar minyak). Akumulasi faktor-faktor itu menyebabkan banyak orang ingin mempelajari bahasa Arab sehingga PBB juga menetapkan bahasa Arab sebagai salah satu bahasa resmi PBB.
Bahasa Spanyol. Spanyol juga mempunyai bekas koloni yang luas terutama di Amerika Selatan dan Afrika. Bahkan Asia juga pernah menjadi jajahan Spanyol seperti Filipina. Di antara Negara-negara bekas jajarahn itu masih ada yang menggunakan bahasa Spanyol. Dengan demikian, pengaruh Spanyol yang luas di dunia, membuat bahasanya menjadi luas pemakaiannya.
Pemakaian Bahasa Indonesia
Dari fakta-fakta itu, nyatalah bahwa sebuah bahasa akan dipelajari oleh bangsa lain apabila bahasa itu modern dan penutur aslinya memiliki keunggulan dalam faktor-faktor yang mempengaruhi kehidupan global. Lantas apa keunggulan bangsa Melayu/Indonesia untuk dijadikan sebagai alasan bagi bangsa lain mempelajarinya?
Penduduk Indonesia, khususnya, memang masuk dalam kategori 5 terbesar di dunia setelah China, India, Amerika Serikat, dan Rusia. Akan tetapi, bahasa Indonesia hanya digunakan oleh orang Indonesia, sebagian besar sebagai bahasa kedua. Masing-masing suku di Indonesia mempunyai bahasa daerah yang lebih ekspresif dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa Indonesia hanya digunakan dalam situasi resmi dan perhubungan antarsuku. Apabila ditambah dengan negara-negara Asia Tenggara yang berbahasa Melayu maka jumlah itu akan setara dengan Rusia.
Namun sekadar mengunggulkan jumlah penduduk belum cukup membuat bahasanya jadi penting secara global. India, misalnya, berpenduduk nomor dua terbesar setelah China, tetapi bahasa India tidak begitu populer untuk dipelajari di dunia. Hal itu disebabkan karena bahasa India terlalu bervariasi dan bahasa Urdu yang dijadikan bahasa nasional tidak sanggup mempersatukan India sebagai sebuah bangsa dan budaya. Begitu juga Indonesia, masih kuatnya bahasa daerah, menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua, meskipun bahasa Indonesia mampu mempersatukan Indonesia sebagai bangsa, tetapi belum sebagai sebuah budaya/peradaban. Kebudayaan etnis di Indonesia masih diekspresikan dalam bahasa daerah. Walaupun ada upaya penerjemahan ke dalam bahasa Indonesia, namun hal itu hanya untuk pelestarian, bukan ekspresi yang sesungguhnya. Karya sastra Indonesia juga belum banyak diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa asing karena berbagai alasan.
Indonesia juga kurang diperhitungkan dalam produksi Ipteks, ekonomi, dan perdagangan. Kurang diperhitungkannya mata uang Rupiah di tingkat internasional menyebabkan ekonomi Indonesia mudah collaps ketika terjadi krisis ekonomi. Indonesia hanya diperhitungkan dalam hal pariwisata dan yang banyak dikenal hanya Bali. Bahkan masih banyak bangsa lain yang tidak tahu bahwa Bali itu berada di Indonesia. Indonesia diperhitungkan hanya sebagai jumlah penduduk yang banyak dalam konteks konsumen Ipteks, ekonomi, dan perdagangan. Sebagai sebuah negara konsumen, bahasa Indonesia tidak begitu diperlukan oleh banyak bangsa asing, kecuali segelintir orang yang memang ingin meneliti, bekerja, berwisata, dan berdagang ke Indonesia.
Indonesia belum menjadi bangsa yang mampu melindungi bangsa lain dari gangguan bangsa-bangsa seperti negara super power: AS, Rusia, China, Inggris, dan Perancis. Sumbangan Indonesia untuk perdamaian dunia belum menonjol. Peranan Indonesia di PBB juga tidak banyak menentukan, belum mampu membuat bargaining position yang menguntungkan dengan negara-negara lain. Dalam panggung politik global, Indonesia hanya memainkan peranan yang kecil saja.
Oleh karena segala kekurangan dan keterbatasan itu masih bolehkah kita berharap bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional atau menjadi bahasa peradaban dunia? Apakah itu tidak sekadar mimpi yang tak jelas takwilnya?
Apa yang Harus Dilakukan Indonesia?
Bukanlah sesuatu hal yang mustahil bahasa Indonesia diperjuangkan menjadi bahasa internasional atau bahasa peradaban dunia. Meskipun banyak faktor yang kurang mendukung untuk itu, tetapi banyak pula faktor yang menguatkan agar bahasa Indonesia menjadi penting di dunia global. Visi Pusat Bahasa telah mencantumkan keinginan itu, yaitu “Terwujudnya lembaga penelitian yang unggul dan pusat informasi serta pelayanan yang prima di bidang kebahasaan dan kesastraan dalam rangka menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa yang berwibawa dan bahasa perhubungan luas tingkat antarbangsa.”
Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang mempersatukan lebih dari 230 juta pendudukan Indonesia. Struktur bahasa Indonesia lebih sederhana sehingga lebih mudah dipelajari. Bentuk tulisannya tidak berbeda dengan bagaimana diujarkan—diujarkan sebagaimana dituliskan atau dituliskan sebagaimana diujarkan. Bahasa Indonesia terbuka terhadap unsur dan istilah asing. Di samping itu, bahasa Indonesia sudah mulai mampu mengungkapkan berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran wajib di semua jenjang pendidikan.
Upaya penting dalam mengangkat hegemoni bahasa Indonesia adalah pembakuan bahasa Indonesia sendiri. Bahasa Indonesia harus dibakukan terlebih dahulu, baik strukturnya maupun kosa kata dan peristilahannya. Upaya ke arah ini sudah sejak lama dilakukan Pusat Bahasa. Sudah tersedia berbagai kamus istilah dalam berbagai bidang ilmu.
Pada satu sisi, jumlah penduduk yang hanya berperan sebagai konsumen produk asing dapat melemahkan posisi tawar Indonesia, tetapi itu juga sekaligus dapat menjadi kekuatan apabila disikapi dengan tepat. Masyarakat Indonesia harus mengubah sikap menghamba kepada bangsa asing. Kenyataan menunjukkan bahwa orang Indonesia akan berbicara dengan bahasa asing kepada tamu asing. Sebaliknya, orang asing yang bahasanya telah menjadi hegemoni (Inggris, China, Amerika, Perancis) menggunakan bahasanya sendiri kepada tamu asing. Mereka tidak bertransaksi dengan bahasa Indonesia kepada orang Indonesia di negara mereka.
Persoalan menjadikan bahasa sebagai bahasa internasional atau bahasa peradaban dunia tidak hanya terletak pada entitas bahasa itu sendiri. Apa yang tadi disebut sebagai faktor hegemoni justru lebih menentukan posisi suatu bahasa di pentas dunia. Sikap mental bangsa terjajah perlu diubah. Kebanggaan terhadap bahasa sendiri perlu ditingkatkan. Tugas ini terbeban pada lembaga kebahasaan seperti Pusat Bahasa dan studi-studi kebahasaan di perguruan tinggi serta guru bahasa Indonesia. Salah satu misi Pusat Bahasa adalah “Meningkatkan sikap positif masyarakat terhadap bahasa dan sastra.” Pendidikan bahasa Indonesia harus dirancang dengan tepat tidak saja terhadap kemampuan berbahasa Indonesia, tetapi juga menanamkan nilai-nilai berbahasa dan sikap berbahasa kepada anak didik.
Undang-undang bahasa Indonesia sudah dipersiapkan. Undang-undang yang dapat berperan sebagai politik bahasa nasional/Indonesia itu perlu disosialisasikan kepada masyarakat luas melalui sekolah dan perguruan tinggi serta kantor-kantor pemerintahan dan swasta. Terbinanya ketahanan bahasa Indonesia akan sangat menunjang peningkatan status bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional dan peradaban dunia.
Struktur dan pembacaan bahasa Indonesia yang tidak rumit memudahkan orang asing belajar bahasa Indonesia. Hampir pada setiap negara maju sudah berdiri studi tentang Indonesia. Mau tidak mau bahasa Indonesia diperkenalkan di lembaga itu. Apapun tujuan berdirinya lembaga studi bahasa Indonesia itu, sesuatu yang pasti adalah bahwa Indonesia (bangsa, budaya, dan bahasanya) berangsur-angsur menjadi penting bagi bangsa lain. Hal yang paling penting terlebih dahulu adalah bahwa Indonesia dianggap penting oleh bangsa asing. Syukur-syukur pentingnya Indonesia tidak hanya bagi rakyat suatu bangsa asing, tetapi juga oleh pemerintahannya sehingga secara politik Indonesia dapat terbantu dalam memperjuangkan posisi bahasa Indonesia sebagai bahasa global, di PBB, misalnya.
Upaya menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional atau bahasa peradaban dunia tidak berarti orang Indonesia berhenti belajar bahasa asing. Ada pihak yang menyarankan agar bangsa Indonesia tidak usah belajar bahasa asing dan cukup belajar bahasa Indonesia agar kebanggaan terhadap bahasa Indonesia semakin meningkat. Belajar bahasa asing justru akan membantu mengembangkan bahasa Indonesia. Peristilahan dalam berbagai bidang ilmu justru diperoleh melalui belajar bahasa asing. Justru orang-orang yang menguasai bahasa asing akan dapat membantu mengembangkan peristilahan sehingga bahasa Indonesia lebih diperkaya.
Secara umum, bahasa diperlukan karena orang ingin berkomunikasi secara efektif. Orang mempelajari bahasa asing untuk mampu berkomunikasi dalam bahasa itu dan kemampuan berbahasa asing mempunyai implikasi yang sangat banyak. Orang dapat mengetahui sosialbudaya suatu bangsa, mengadopsi ilmu pengetahuan dan teknologi yang dihasilkan oleh suatu bangsa; mendapatkan keuntungan ekonomi karena bekerja dengan menggunakan bahasa itu. Bahkan penguasaan suatu bahasa asing berimplikasi pada kemungkinan untuk menundukkan bangsa asing itu.
Indonesia harus mampu menjadi teladan bagi banyak bangsa di dunia. Mungkin Indonesia masih jauh dari perkembangan ilmu dan teknologi, tetapi Indonesia mempunyai kelebihan, semacam keunggulan komparatif di bidang kebudayaan dan pariwisatanya. Kecintaan bangsa asing terhadap Indonesia harus terus dijaga dan ditingkatkan. Salah satu upaya itu adalah keamanan fisik dan jiwa bagi orang asing yang berkunjung ke Indonesia. Kesiap-siagaan seluruh lapisan masyarakat untuk menjaga keamanan, keramahan, dan keteladanan terhadap pengunjung asing perlu menjadi prioritas. Tidak dengan menggelar polisi dan tentara dengan senjata siap ditembakkan di tepi jalan, tetapi dengan kesiapan intelijen yang didukung oleh masyarakat untuk mengantisipasi teror yang sering terjadi.
Orang asing harus dirayu untuk mempelajari dan memahami Indonesia dari berbagai segi kehidupan sehingga mereka merasa Indonesia itu penting. Apabila orang asing sudah menganggap Indonesia penting maka mereka akan mempelajari Indonesia. Mempelajari Indonesia tidak bisa tidak harus mempelajari bahasa Indonesia. Oleh sebab itu, di samping menggiatkan BIPA, pemerintah Indonesia harus membantu studi-studi Indonesia yang ada di luar negeri, mendirikan kantor-kantor perwakilan Pusat Bahasa di berbagai kota besar di luar negeri.
Simpulan
Menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional dan bahasa peradaban dunia bukanlah sesuatu yang mustahil. Memang masih banyak faktor yang masih melemahkan ke arah itu, namun banyak pula kekuatan yang dipunyai bahasa Indonesia. Usaha pembakuan bahasa Indonesia harus terus dilakukan, pengembangan istilah perlu dilakukan. Di samping itu sikap berbahasa masyarakat, ketahanan bahasa, keamanan para pengunjung perlu dijamin. Di samping itu, ketahanan ekonomi, perkembangan Ipteks perlu ditingkatkan. Semua faktor itulah yang akan mengangkat bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional dan bhasa peradaban dunia.*** (Atmazaki)
Beberapa Artikel yang membahas tentang bahasa Melayu/Indonesia menuju bahasa dunia:
“Ada Apa dengan Bahasa Inggris?” http://blog.idurologi.com/?tag=bahasa-internasional
“Bahasa Indonesia Berpeluang jadi Bahasa Internasional.”http://www.disdik.jambiprov.go.id/informasi/kurikulum/102-bahasa-indonesia-berpeluang-jadi-bahasa-internasional.pdf
“Bahasa Indonesia Bisa Menjadi Bahasa Internasional” http://www.balitbang.depdiknas.go.id/2008/?p=87
“Bahasa Indonesia Sudah Menjadi Bahasa Internasional!” http://sekitarkita.info/bahasa-indonesia-sudah-menjadi-bahasa-internasional.html
“Bahasa Melayu Masih Berpeluang Jadi Bahasa Resmi PBB.” http://www.riau.go.id/index.php?mod=isi&id_news=6926.
“Ganti Bahasa Inggris dengan Melayu Untuk Matematika dan Sains di Malaysia.” http://klubguru.com/2.
“Menduniakan Bahasa Melayu melalui Iptek.” Surat Kabar Suara Pembaruan, Sabtu, 12 April 2008.
Melody Violine. 2009. “Bahasa Indonesia Bisa Menjadi Bahasa Internasional.”http://www.bahasakita.com/articles/bahasa-indonesia-bisa-menjadi-bahasa-internasional/
Riwayat Hidup Singkat:
Prof. Dr. Atmazaki, M.Pd., lahir di Batuhampar Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat, Indonesia tanggal 28 Agustus 1959. Dosen (pensyarah) di Universitas Negeri Padang sejak tahun 1984 sampai sekarang. Menamatkan program Doktor di Universitas Negeri Jakarta tahun 2004 dengan disertasi berjudul “Novel-novel Warna Lokal Minangkabau: Dinamika Jender dalam Konteks Adat dan Agama”. Selain itu menulis beberapa buku seperti: Ilmu Sastra; Teori dan Terapan (UNP Press, 2005); Kiat-kiat Mengarang dan Menyunting (UNP Press 2006); Analisis Sajak: Teori dan Aplikasi (UNP Press 2008); Asas-Asas Pembelajaran Bahasa Indonesia (UNP Press, 2009) dan beberapa laporan penelitian yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa di Jakarta. Editor beberapa jurnal Ilmiah seperti Forum Pendidikan (UNP), Jurnal Pembelajaran (UNP); Language Social and Culture (University of Tasmania). Menulis sejumlah artikel tentang Bahasa, Sastra, dan Pengajaran Bahasa di berbagai jurnal ilmiah Nasional dan internasional; menulis sejumlah artikel tentang bahasa, sastra, dan pengajaran di surat kabar Sumatera Barat. Mengajar dalam mata kuliah: Asas-asas Pembelajaran Bahasa; Evaluasi Pembelajaran Bahasa; Retorika; Teori Belajar Bahasa; dan Kurikulum Pembelajaran Bahasa Indonesia. Mengajarkan bahasa Indonesia untuk orang asing, terutama mahasiswa dari Australia dan Amerika Serikat. Sejak tahun 2007–2010 memimpin Universitas Negeri Padang Press, menerbitkan buku-buku yang ditulis oleh dosen UNP. Saat ini Ketua Konsentrasi Pendidikan Bahasa Indonesia Program Pascasarjana UNP.

Minggu, 24 Februari 2013

Sup Cinta


Cerita singkat dari kehidupan nyata……
Tanggapan insan terhadap kankerku beragam. Kadang-kadang ia adalah seorang dokter: “Lakukan ini, Jangan lakukan itu.” Kadang-kadang ia menjadi pengasuh-pemberi perhatian, mencukupi aku apa pun yang ia pikir aku butuhkan. Kadang-kadang ia hanya mau merangkul saja. Baginya itulah bagian paling berat.
Memegang kekasihnya yang lemah dan sakit-sakitan membantu pergi kekamar mandi untuk muntah, memperhatikan aku berjuang dalam penderitaan untuk keluar dari tempat tidur, kadang-kadang menjadi beban tak tertanggungkan bagi dia. Aku kelihatan seperti seorang penderita kanker, kulita pucat, mengenakan tutup kepala rajutan, memakai baju hangat dan celana panjang, kurus dan lemah. Kadangkala aku terlihat seperti kematian itu sendiri.
Tidak mungkinlah bagi kekasihku belajar seharian penuh di sekolah, pulang ke rumah dan bersiap menuju rumahku yang tak jauh dari rumahnya, dan kemudian menghadapi kenyataan bahwa aku bisa saja sedang menghadapi ajal. Ia melakukannya dengan baik pada hari-hari pertama dan kedua. Ia belajar, menjaga adik, mengerjakan tugas sekolahnya, dan menjagaku dengan segala cara yang bisa ia lakukan, namun ia berjuang untuk menguatkanku. Cara Insan memperlihatkan cintanya adalah dengan berbuat, caraku memperlihatkan kasihku dengan terus bertahan hidup. Kebutuhan kami berdua tak dapat terpenuhi seutuhnya.
Insan menjadi raja sup. Ia dan adiknya menyukainya dan dapat makan sup kapan saja, dua puluh empat jam dalam sehari. Aku pun senang sup. Ada beberapa sup yang kunikmati, terutama sup yang panas dan asam, tetapi perut yang berlebihan kemo dan penyinaran setiap hari tidak akan cocok dengan sup tersebut. Selama waktu dua minggu, Insan membuat tujuh sup yang berbeda dan aku pun terkesimak melihatnya, tetapi tetap saja perutku ini tidak bisa menerima semua sup itu.
Suatu malam, masih dalam masa aku mendapatkan kemoterapi dan penyinaran, aku sangat lemah, sakit, dan tak berdaya. Aku butuh dipegang, dituntun. Aku bangun terhuyung-huyung dari tempat tidur, merasa mual, dan dengan susah payah menuju kamar mandi. Tiba-tiba Insan mengetuk pintu kamarku yang tidak terkunci, karena seperti biasa yang memberiku makan malam adalah Insan. Aku pun berkata dengan penuh rasa sakit “tidak dikunci Insan masuk saja.”  Insan yang telah membawa makanan bergegas membuka pintu dan melihatku telah jatuh dari tempat tidurku, dia menjatuhkan makanan yang ia bawa lalu bergegas menggendongku kembali ke tempat tidurku. Ia memanggil ibu di ruang keluarga dan seluruh isi rumahku pun berlari menuju kamarku. Seperti biasa mereka menceramahiku untuk tidak keluar kamar sendiri, aku hanya mengangguk lemas. Insan pun mengambilkan sup yang telah ia buat dari rumahnya, seperti biasa dia menyuapiku dengan penuh perhatian dan kelembutan. Tetapi sama halnya dengan hari-hari sebelumnya saat aku memakan sup, perutku tidak menerima semuanya dan perutku langsung terasa mual. Insan pun menuntun ku turun dari tempat tidur dan membawaku ke kamar mandi. Saat-saat seperti ini selalu membuatku terharu, Insan tidak sedikitpun jijik dengan muntahan-muntahan ku. Insan setia menemaniku. Setelah aku tertidur Insan pun pamit kepada kedua orang tuaku, lalu bergegas pulang.
Pagi hari pun tiba, aku terbangun dari tidurku yang lelap semalam. Rasanya aneh, tidak seperti biasanya Insan tidak kerumahku untuk mengingatkan ku makan dan meminum semua butiran-butiran obat itu sebelum ia berangkat sekolah. Ah mungkin dia telat bangun dan kesiangan, pikiran positif yang selalu aku pikirkan saat ia tidak ada kabar seperti itu. Menunggu siang hari jam Insan pulang sekolah, ia pun tak kunjung terlihat batang hidungnya dihadapanku. Akupun mulai panik dan rasanya sangat tidak mungkin Insan tidak ke rumahku.
Seketika suara ketukan pintu pun terdengar, aku berteriak “Masuk saja, tidak ku kunci pintunya.” Dan masuklah seorang laki-laki yang menggunakan kaos hitam dan celana jeans panjang dengan sebuah mangkuk ditangannya yang entah berisi apa. Sambil masuk ia tersenyum dan berkata “Selamat tanggal 09 yaaa, semoga ada tanggal tanggal 09 lain untuk kita J.” Aku pun tersentak untuk melihat kalender dan benar sekali ini tanggal 09, ternyata Insan sengaja membuatku panik tadi pagi. Dia langsung memberiku sebuah mangkuk yang seperti biasa berisikan sup hangat. Insan menyuapi sup itu untukku, dengan sangat senang aku memakan sup itu. Seketika perutku mulai mual, tetapi aku tidak ingin mengecewakannya akhirnya ku tahan mual itu dan terus menghabiskan sup buatan Insan.
Saat suapan terakhir sup itu, aku mulai merasa tidak kuat untuk menahan mual ini. Akhirnya aku muntah dan muntah ini pun terasa berbeda. Sakit kepalaku yg sangat menusuk ini yang membuat muntah ini berbeda. Tiba-tiba aku tak sadarkan diri, dan Insan pun sangat panik. Dia berteriak memanggil ibu dan ayahku. Mereka bergegas membawaku ke rumah sakit biasa ku di rawat.
Dengan muka pucat Insan menunggu di depan ruang aku diperiksa bersama ibu dan ayahku. Saat dokter keluar dari ruangan, mereka terburu-buru menanyakan kabarku. Dokterpun terlihat lemas dan berkata “Badannya tak menerima semua obat-obatan kemoterapi yang telah kita lakukan.” Penuh rasa cemas Insan memasuki ruangan dan menghampiri tempatku berbaring. “Kenapa nggak bilang sih kalo gak kuat makan sup itu? Kenapa? Kan jadi kambuh gini…..” Berbagai pertanyaan dan pernyataan keluar dari mulutnya, aku hanya tersenyum dan menjawab “Aku tak ingin kau kecewa atas sup yang telah kau buat untukku, sup buatan mu sangat enak terima kasih yaa.” Insan pun menggelengkan kepalanya dan mengelus kepalaku “Lain kali akan ku buat sup yang tidak membuat mual seperti ini, aku janji…” Aku pun kembali tersenyum. Dan setelah itu aku pun tertidur pulas.
Ayahku pulang untuk menjaga adikku dirumah, ibuku menungguku di sofa yang terletak disudut ruanganku terbaring. Dan Insan pun tak lepas dari kursinya untuk terus menjagaku tanpa mempedulikan bahwa besok ia harus sekolah.
Pagi hari, saat Insan terbangun dari tidurnya. Dia membangunkan ku untuk sarapan dan minum obat. Tetapi aku tak terbangun, aku tetap terjaga dalam lelapku. Dengan penuh cemas ia membangunkan ibu dan memanggil dokter. Tiba-tiba aku terbangun dan seperti tidak ada apa-apa, aku memanggil Insan dan berkata “Jaga dirimu, jaga ibu dan ayahku, jaga kiting (adikku), aku percayakan semua padamu ya J.” Dengan senyum Insan menjawab “aku akan menjaga mereka semua, termasuk dirimu. Kamu harus kuat.” Dan aku pun kembali tidak sadarkan diri, dan mungkin saat itulah saat terakhir Insan bertemu denganku. Insan pun menangis lemas tidak percaya akan kenyataan bahwa perempuan yang selama ini ia jaga dengan penuh kasih telah tiada.
-“Selalu terbukti bahwa cinta tidak mengerti kedalamannya sendiri hingga saat perpisahan” khalil gibran-

Gadis Kecil dan Kankernya

Singkat kehidupan tentang gadis kecil dan kankernya, enjoy in my story^^

Pada suatu saat dalam hidup Anda, Anda mulai menyadari bahwa Anda tidak dibuat hanya sebagai bagian-bagian komponen dari kepribadian Anda, Anda sadar bahwa Anda tidak puas dengan kehidupan yang telah ditentukan oleh keluarga dan komunitas Anda. Anda menyadari bahwa sesuatu yang lain diperlukan untuk memuaskan jiwa Anda, diri pribadi Anda memanggil Anda untuk sesuatu yang lebih, sesuatu yang kabur, sesuatu yang tak dikenal, sesuatu yang berbeda. Anda tergugah sampai pada perasaan bahwa hidup ini saja mungkin tidak cukup. 

Aku yakin bahwa kegelisahan ini, tekanan untuk berubah ini, menggerakkan kita untuk berkembang secara alami menuju diri pribadi ini seandainya kita membolehkannya. Kemampuan manusiawi kita untuk berubah dan berkembang setiap waktu membuka suatu pintu baru kemungkinan suatu definisi baru tentang diri yang lebih cair. Laksana sebatang pohon yang dapat meliuk bersama angin, kita menjadi lebih mampu menghadapi perubahan-perubahan hidup tatkala mereka muncul. Selama Anda terus berusaha dan bertumbuh, Anda semakin menjadi diri pribadi atau memiliki pengalaman-pengalaman tanpa kelekatan pda diri sendiri, keterhubungan dengan alam, dengan Tuhan, dengan makna spiritualistis, dengan cinta tanpa syarat, semangat belarasa, taat bakti, Anda dapat memulai beralih menuju sesuatu yang lebih daripada sekadar bertahan hidup. Anda tidak lagi terikat pada diri Anda saat ini. Anda menjadi terbuka terhadap segala kemungkinan. Bagiku, diri pribadi inilah yang tak teridentifikasi dengan kanker, rasa sakit, rasa takut. Kanker hanyalah suatu peristiwa fisik saat ini, kanker adalah kanker.

Dalam pengobatan kanker, kesehatan fisikku mengerikan. Aku merasa sangat kesakitan, tidak tidur nyenyak, dan hanya mempunyai sedikit energi. Pikiranku terombang-ambing karena berbagai emosi: depresi, kelelahan, marah dan sesekali merasa butuh kedamaian. Diri pribadiku, yang rupanya berada di atas pikiranku dan mampu mengamatinya dengan nyaman, berada dalam keadaan baik selama pengobatan berlangsung, karena bisa mengalami rasa sakit dan penderitaan sebagai sesuatu yang terpisah dari dirinya. Diri pribadiku fleksibel dan terbuka terhadap apapun yang sedang kualami. Rasa sakit dan penderitaan hanyalah kejadian-kejadian saat ini, bukan definisi siapa aku. Aku dapat bertahan dalam rasa sakit dan hidup atau aku akan mati, tetapi rasa sakit dan penderitaan takkan berlangsung selamanya. Kenyataan ini memberiku rasa damai selagi aku mengalami rasa sakit fisik yang teramat sangat.
Begitulah kenyataannya, suatu pagi ketika aku terjaga dari tidurku, aku tidka ingin keluar dari tempat tidurku, tidak ada keinginan untuk makan dan terus terang, tak ada kemauan untuk hidup dan mati. Aku tidak merasa depresi atau ketakutan. Aku hanya berbaring di tempat tidurku yang nyaman tanpa suatu kebutuhan melakukan apapun. Aku berada dalam suatu keadaan damai, diri pribadiku mewujud. Sensasi baru ini terasa menarik dan membangkitkan rasa ingin tahu, namun tidak membuat gelisah. Mungkin sekali beginilah rasanya orang menjelang ajal. Aku berada dalam keadaan seperti ini tiga hari penuh, makan sedikit tanpa melaukukan sesuatu. Dalam tradisi yoga terdapat istilah yang disebut samadhi, suatu rasa keterhubungan dengan segala-galanya. Aku yakin aku berada dalam keadaan samadhi pada saat itu. 
Pada malam ketiga, Insan menelepon tetangga kami Elish dan Atika . Elish sedang sekarat karena kanker, dan Insan ingin membawakan makanan. Atika mengatakan kepada Insan bahwa Elish telah meninggal pada hari itu. Setelah meletakkan gagang telepom, Insan datang kepadaku sambil menangis agar aku tidak meninggalkan dia. Pada saat itu, otak sadarku memutuskan bahwa aku dapat pulang kembali. Aku boleh memiliki kehendak untuk tetap tinggal hidup bagi Insan. Aku perlu melepaskan diri dari keadaan damai transpenden dan berhubungan kembali dengan rasa sakit dan penderitaan yang ada dalam tubuhku. Ini bukan gagasan menarik, tetapi aku didorong oleh kebutuhan untuk mendukung pribadi yang paling kukasihi di dunia. Lelaki itu memerlukan kekasihnya kembali. Aku turun dari tempat tidur. Aku kembali berada bersama kehidupan.