Singkat kehidupan tentang gadis kecil dan kankernya, enjoy in my story^^
Pada suatu saat dalam hidup Anda, Anda mulai menyadari bahwa Anda tidak dibuat hanya sebagai bagian-bagian komponen dari kepribadian Anda, Anda sadar bahwa Anda tidak puas dengan kehidupan yang telah ditentukan oleh keluarga dan komunitas Anda. Anda menyadari bahwa sesuatu yang lain diperlukan untuk memuaskan jiwa Anda, diri pribadi Anda memanggil Anda untuk sesuatu yang lebih, sesuatu yang kabur, sesuatu yang tak dikenal, sesuatu yang berbeda. Anda tergugah sampai pada perasaan bahwa hidup ini saja mungkin tidak cukup.
Aku yakin bahwa kegelisahan ini, tekanan untuk berubah ini, menggerakkan kita untuk berkembang secara alami menuju diri pribadi ini seandainya kita membolehkannya. Kemampuan manusiawi kita untuk berubah dan berkembang setiap waktu membuka suatu pintu baru kemungkinan suatu definisi baru tentang diri yang lebih cair. Laksana sebatang pohon yang dapat meliuk bersama angin, kita menjadi lebih mampu menghadapi perubahan-perubahan hidup tatkala mereka muncul. Selama Anda terus berusaha dan bertumbuh, Anda semakin menjadi diri pribadi atau memiliki pengalaman-pengalaman tanpa kelekatan pda diri sendiri, keterhubungan dengan alam, dengan Tuhan, dengan makna spiritualistis, dengan cinta tanpa syarat, semangat belarasa, taat bakti, Anda dapat memulai beralih menuju sesuatu yang lebih daripada sekadar bertahan hidup. Anda tidak lagi terikat pada diri Anda saat ini. Anda menjadi terbuka terhadap segala kemungkinan. Bagiku, diri pribadi inilah yang tak teridentifikasi dengan kanker, rasa sakit, rasa takut. Kanker hanyalah suatu peristiwa fisik saat ini, kanker adalah kanker.
Dalam pengobatan kanker, kesehatan fisikku mengerikan. Aku merasa sangat kesakitan, tidak tidur nyenyak, dan hanya mempunyai sedikit energi. Pikiranku terombang-ambing karena berbagai emosi: depresi, kelelahan, marah dan sesekali merasa butuh kedamaian. Diri pribadiku, yang rupanya berada di atas pikiranku dan mampu mengamatinya dengan nyaman, berada dalam keadaan baik selama pengobatan berlangsung, karena bisa mengalami rasa sakit dan penderitaan sebagai sesuatu yang terpisah dari dirinya. Diri pribadiku fleksibel dan terbuka terhadap apapun yang sedang kualami. Rasa sakit dan penderitaan hanyalah kejadian-kejadian saat ini, bukan definisi siapa aku. Aku dapat bertahan dalam rasa sakit dan hidup atau aku akan mati, tetapi rasa sakit dan penderitaan takkan berlangsung selamanya. Kenyataan ini memberiku rasa damai selagi aku mengalami rasa sakit fisik yang teramat sangat.
Begitulah kenyataannya, suatu pagi ketika aku terjaga dari tidurku, aku tidka ingin keluar dari tempat tidurku, tidak ada keinginan untuk makan dan terus terang, tak ada kemauan untuk hidup dan mati. Aku tidak merasa depresi atau ketakutan. Aku hanya berbaring di tempat tidurku yang nyaman tanpa suatu kebutuhan melakukan apapun. Aku berada dalam suatu keadaan damai, diri pribadiku mewujud. Sensasi baru ini terasa menarik dan membangkitkan rasa ingin tahu, namun tidak membuat gelisah. Mungkin sekali beginilah rasanya orang menjelang ajal. Aku berada dalam keadaan seperti ini tiga hari penuh, makan sedikit tanpa melaukukan sesuatu. Dalam tradisi yoga terdapat istilah yang disebut samadhi, suatu rasa keterhubungan dengan segala-galanya. Aku yakin aku berada dalam keadaan samadhi pada saat itu.
Pada malam ketiga, Insan menelepon tetangga kami Elish dan Atika . Elish sedang sekarat karena kanker, dan Insan ingin membawakan makanan. Atika mengatakan kepada Insan bahwa Elish telah meninggal pada hari itu. Setelah meletakkan gagang telepom, Insan datang kepadaku sambil menangis agar aku tidak meninggalkan dia. Pada saat itu, otak sadarku memutuskan bahwa aku dapat pulang kembali. Aku boleh memiliki kehendak untuk tetap tinggal hidup bagi Insan. Aku perlu melepaskan diri dari keadaan damai transpenden dan berhubungan kembali dengan rasa sakit dan penderitaan yang ada dalam tubuhku. Ini bukan gagasan menarik, tetapi aku didorong oleh kebutuhan untuk mendukung pribadi yang paling kukasihi di dunia. Lelaki itu memerlukan kekasihnya kembali. Aku turun dari tempat tidur. Aku kembali berada bersama kehidupan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar